Bagaimana ketika seseorang menempuh perjalanan tanpa bekal? Terbayang bukan? Ibarat perjalanan musafir, bekal harus ia miliki ketika menempuh bulan Ramadan ini.
Jika diperhatikan secara teliti, ternyata bulan Ramadan terkumpul semua ibadah di dalamnya. Dari rukun Islam yaitu syahadat tauhid, salat lima waktu ditambah salat tarawih, zakat atau infak dan sedekah, puasa hingga haji yang terbatas dengan rukun umrah. Semuanya lengkap di satu bulan ini. Maka seorang muslim harus lebih mempersiapkan dirinya agar sukses menempuh bulan Ramadan.
Bulan Ramadan bukan sekedar rutinitas belaka atau hanya gambaran dari menahan makan dan minum di siang hari. Terlebih ketika seseorang hanya memanfaatkan waktu ini untuk hal yang sia-sia.
Lantas bagaimana muslim bisa memaksimalkan Ramadannya?
Bekal Ilmu
Bekal yang pertama yang harus dimiliki seorang muslim ialah ilmu. Mengapa demikian?
Berbicara sahnya sebuah amalan ialah dengan dilandasi oleh keikhlasan dan ketepatan. Dan ketepatan itu memastikan ibadah sesuai dengan sunah Rasulullah ﷺ, karena hukum asal ibadah ialah keharaman kecuali telah datang dalil yang menunjukkan ibadah tersebut dari petunjuk nabi dan salaf saleh. Allah berfirman yang artinya:
”Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).” (QS. Al Bayyinah: 5)
Seseorang tidak akan mengetahui ibadah itu sesuai sunah atau tidak tanpa belajar terlebih dahulu. Dan tidak cukup hanya meniru saja, wajib untuk mengilmui sebelum beramal karena beramal tanpa ilmu akan mendorong seseorang kepada kesesatan.
Maka di bulan Ramadan seorang muslim semakin rajin untuk menuntut ilmu sebelum beramal tanpa rasa lelah lagi sia-sia.
Bekal Sehat
Sehat adalah sebuah kenikmatan dari Allah dan merupakan rezeki yang bisa diupayakan. Bekal selanjutnya adalah menjaga kesehatan lahir dan batin. Orang sehat tentunya lebih maksimal dalam beraktivitas maupun beribadah. Berbeda ketika melihat seseorang sakit, maka pilihan padanya adalah istirahat dan tindakan pemulihan lainnya. Sehingga orang sakit terkadang tidak puasa. Padahal ibadah utama di bulan ini adalah puasa.
Beberapa cara untuk menjaga kesehatan di bulan Ramadan antara lain:
- Makan dengan seimbang dan teratur saat sahur dan berbuka puasa. Pastikan untuk makan makanan yang bergizi dan mengandung karbohidrat kompleks, protein, dan serat. Hindari makanan yang berlemak dan berkalori tinggi.
- Hindari makan berlebihan saat berbuka puasa. Terlalu banyak makan saat berbuka puasa dapat menyebabkan perut menjadi kembung dan tidak nyaman.
- Tetap aktif secara fisik. Meskipun sedang berpuasa, tetaplah bergerak dan beraktivitas seperti biasa. Lakukan aktivitas ringan seperti berjalan kaki atau berenang untuk menjaga kesehatan jantung dan meningkatkan sirkulasi darah.
- Minum banyak air putih saat sahur dan setelah berbuka puasa. Hindari minuman berkafein yang dapat menyebabkan dehidrasi.
- Tidak tidur di pagi hari. Tidur di pagi hari dalam beberapa penelitian dan rujukan ulama ternyata dapat memicu berbagai penyakit seperti diabetes, insomnia, dan penyakit jantung.
Dengan menjaga kesehatan di bulan Ramadan, seseorang dapat beribadah dengan lebih maksimal dan mengambil manfaat penuh dari waktu yang diberikan Allah.
Bekal Sabar
Setelah berbagai upaya dan tindakan, bekal selanjutnya agar sukses di bulan Ramadan dengan menumbuhkan kesabaran.
Allah berfirman yang artinya:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. Al ’Ashr: 1-3)
Dan memang bulan ini adalah bulan sabar. Ramadan mengajarkan untuk bersabar. Karena hadiah Ramadan ini sangatlah banyak.
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Muslim no. 1151)
Ibnu Rajab Al-Hambali mengatakan, ”Puasa adalah bagian dari kesabaran.”
Dan balasan orang yang bersabar adalah pahala yang tak terputus. Allah berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10)
Semoga kita tergolong dari orang yang sukses menempuh bulan Ramadan.